Kelas Penulisan Cerita Anak Khatulistiwa

KGSB mengajak para pendidik untuk terus meningkatkan literasi dan terbiasa melakukan riset dengan membaca banyak literatur guna memperkaya wawasan sebagai bekal dalam penulisan buku.

Jakarta, 14 September 2024 – Dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis cerita anak bagi tenaga pendidik, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) menggelar Kelas Penulisan Cerita Anak Khatulistiwa. Kegiatan ini bertujuan membekali guru dengan keterampilan menulis yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan penguatan literasi di sekolah.

Pelatihan yang berlangsung secara daring ini diadakan dalam dua sesi pada 14 dan 28 September 2024, disertai pendampingan selama satu bulan hingga buku siap diterbitkan pada November 2024. Hasil tulisan para peserta kemudian dihimpun dalam buku antologi “Cerita Anak Khatulistiwa” yang dibagikan secara gratis ke puluhan sekolah PAUD dan SD di Indonesia serta Timor Leste.

Peserta kelas penulisan ini adalah anggota KGSB yang telah lolos seleksi dan berasal dari berbagai daerah. Mereka mendapatkan bimbingan langsung dari para penulis dan praktisi cerita anak. Yakni Angela Corine Kennedy, M.Pd, seorang pendongeng dan penulis buku anak dan penerima Penghargaan Kemendikbudristek RI 2023 serta Juara 2 Duta Baca Provinsi Bangka Belitung 2018.

Selain itu mereka juga mendapatkan  pembekalan dari Titik Kartitiani, jurnalis senior yang juga aktif menulis cerita anak, serta Ririn Astutiningrum, penulis multi-genre dari WIN.

Dalam sambutannya, Founder KGSB, Ruth Andriani, menyampaikan bahwa kelas ini diharapkan dapat membantu para guru dalam menciptakan karya tulis berkualitas yang relevan dengan budaya dan keseharian anak-anak. “Kami ingin membekali guru dengan keterampilan menulis yang tidak hanya bermanfaat untuk mereka, tetapi juga bagi anak-anak yang akan membaca karya mereka,” ujarnya.

Ruth menyadari, tantangan untuk membuat buku anak memang tidak mudah, karena perlu menggunakan tutur kata yang sederhana dan mudah dipahami, namun tetap bisa memberikan pengetahuan bagi anak. Ia berharap, melalui buku dongeng yang tercipta dari KGSB, anak akan semakin cinta dan lebih mengenal budaya asal mereka berada serta menghargai perbedaan budaya yang ada.

Angela Corine, penulis buku anak “Kiki si Koki”,  menekankan pentingnya menulis dengan perspektif anak dan menghindari penggunaan bahasa yang terlalu kompleks atau bersifat menggurui. “Anak-anak harus dapat memahami dan menikmati cerita yang kita buat. Menulis bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga tentang membangun imajinasi mereka,” katanya.

Agar anak tertarik menikmati buku yang ditulis hingga selesai, ia menekankan pentingnya menghindari nasihat yang terlalu berlebihan, penggunaan tokoh anak-anak dengan dialog yang tidak sesuai dengan usia mereka, serta penyelesaian konflik dalam cerita yang sepenuhnya dilakukan oleh orang dewasa.

“Saya sangat mendukung kegiatan pelatihan penulisan dongeng dari KGSB ini, terlebih saya sendiri juga seorang guru seperti para peserta pelatihan ini. Kita bisa mengenal dunia dengan membaca. Namun dengan menulis, kita bisa mengenal diri kita sendiri. Jadi menulislah dengan gembira. Selamat menulis,” ujar Angela memberikan motivasi kepada para peserta guru di kelas pelatihan penulisan dongeng KGSB.

“Saya bersyukur mendapat kesempatan mengikuti kelas pelatihan penulisan KGSB. Saya ingin belajar menulis cerita anak yang dapat digunakan sebagai alat mengajar bagi anak didik kami di sekolah,” ujar Hastati, peserta dari UPT SPF SDN Mongisidi II Makassar.

Meningkatkan Literasi dan Pengayaan Konten Lokal

Kelas Penulisan KGSB merupakan bentuk kepedulian atas masih minimnya buku-buku anak berkualitas dengan tema yang mengangkat budaya, sejarah, serta berbagai konten lokal melalui sudut pandang berbeda. Melalui kegiatan ini, KGSB mengajak para pendidik untuk terus meningkatkan literasi dan terbiasa melakukan riset dengan membaca banyak literatur guna memperkaya wawasan dalam buku yang akan mereka tulis bersama.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program Klub Literasi KGSB yang telah berjalan sejak 2022. Sebelumnya, KGSB telah menerbitkan dua seri buku antologi yang mengangkat tema inovasi pembelajaran dan pencegahan cyberbullying di sekolah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kebiasaan membaca dan menulis di kalangan tenaga pendidik.

Dengan terselenggaranya Kelas Penulisan Cerita Anak Khatulistiwa, diharapkan semakin banyak tenaga pendidik yang mampu menghasilkan karya tulis bermutu, sekaligus memperkaya bahan bacaan bagi anak-anak Indonesia dan Timor Leste. “Menulis adalah bagian dari perjalanan belajar, dan kami berharap program ini dapat menjadi langkah awal bagi para guru untuk terus berkarya,” pungkas Ruth.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Recent Posts

Category

© 2023 Copyrights  kgsb.org