Jakarta, 11 Juni 2022 – Rendahnya tingkat literasi membaca siswa di Indonesia, seperti yang diungkap dalam studi PISA 2018, menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan. Hasil studi PISA 2018 yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, meraih skor rata-rata yakni 371, di bawah rata-rata skor OECD yakni 487. Studi tersebut diikuti oleh murid-murid berusia 15 tahun dari 79 negara di seluruh dunia.
Untuk menghadapi masalah tersebut, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) bersama Rumah Guru BK (RGBK) menggelar webinar bertema “Meningkatkan Minat Baca pada Siswa Melalui Read Aloud” pada Sabtu, 11 Juni 2022. Webinar ini juga menggandeng komunitas Read Aloud Indonesia (RAI) dan dihadiri oleh ratusan guru dari Indonesia sertaTimor Leste.
Bagaimana Penerapan Metode Read Aloud?
Read Aloud adalah metode membaca nyaring yang menggabungkan pelafalan kata dengan interaksi. Metode ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan membaca, tetapi juga menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca sejak usia dini.
Roosie Setiawan, Founder Reading Bugs dan Penasehat RAI, menjelaskan bahwa membaca adalah keterampilan yang membutuhkan pembelajaran terstruktur. “Guru dapat memanfaatkan metode ini untuk melatih keterampilan menyimak, memperkuat kedekatan dengan siswa, dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan,” jelasnya.
Menurut Roosie, sebagai salah satu pendekatan efektif untuk meningkatkan minat baca siswa, Interactive Read Aloud (IRA) memiliki lima tahap utama:
- Memperkenalkan teks: Guru memberikan konteks dan membangun antusiasme siswa terhadap bacaan.
- Membaca teks: Guru membaca dengan intonasi yang jelas dan menarik.
- Mendiskusikan teks: Mengajak siswa berdiskusi tentang isi bacaan untuk mendorong pemahaman.
- Meninjau kembali teks (opsional): Guru mengulang poin penting dari bacaan.
- Merespons teks (opsional): Siswa diajak membuat karya atau refleksi dari bacaan.
Ihdinal Hikmatin Tajdidah, Penggerak Reading Bugs, menambahkan bahwa ada tiga tahap penting dalam menerapkan metode read aloud, yakni :
- Persiapan: Menentukan tujuan pembacaan, memilih bahan bacaan yang sesuai, dan membaca ulang teks.
- Saat Membaca: Menggunakan intonasi, gestur, dan kecepatan yang tepat untuk menarik perhatian siswa.
- Setelah Membaca: Mengadakan diskusi untuk memperdalam pemahaman dan melibatkan siswa secara aktif.
Metode reaad aloud tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca, tetapi juga membantu siswa dalam :
- Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
- Memperluas kosakata dan pemahaman bahasa.
- Menumbuhkan rasa percaya diri dan kecintaan terhadap membaca.
Dalam webinar ini, para peserta juga berkesempatan mengikuti simulasi gamifikasi interaktif untuk meningkatkan minat siswa. Dengan kolaborasi komunitas, pelatihan, dan penerapan metode yang tepat, Read Aloud diharapkan mampu menjadi solusi praktis dalam membangun budaya literasi di Indonesia.
Guru sebagai Role Model Literasi
Founder KGSB, Ruth Andriani, menekankan bahwa guru perlu menjadi teladan dalam membangun budaya literasi di sekolah. “Kami berharap webinar ini dapat memberikan pemahaman yang cukup kepada guru untuk menerapkan metode read aloud di kelas,” ungkap Ruth.
Sementara Ana Susanti, Founder Rumah Guru BK, menambahkan bahwa guru harus berani mengkampanyekan membaca dan berbagi praktik baik di lingkungan sekolah. “Membaca adalah kunci sukses belajar,” tegasnya.
Dengan komitmen dan kerja sama semua pihak, generasi muda yang lebih literat dan siap menghadapi tantangan masa depan dapat diwujudkan.