“The Art of Pedagogy”, Inspirasi untuk Pembelajaran Kreatif

Konsep ini mendorong integrasi aspek bermain, eksplorasi, dan ekspresi dalam pembelajaran.

Jakarta, 27 Agustus 2022. Era disrupsi teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Anak-anak kini semakin dekat dengan teknologi internet dan media sosial, yang di satu sisi mendukung pembelajaran namun di sisi lain dapat membuat mereka lebih individualistis. Untuk menjawab tantangan ini, tenaga pendidik perlu mengadaptasi teknologi ke dalam metode pembelajaran, salah satunya melalui pendekatan kreatif yang dikenal sebagai “The Art of Pedagogy.”

Berangkat dari kebutuhan tersebut, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) bekerja sama dengan Rumah Guru BK (RGBK) menyelenggarakan Webinar Series “Layanan Bimbingan Konseling Kreatif bagi Siswa” pada Sabtu, 27 Agustus 2022. Webinar ini diadakan bertepatan dengan peringatan Hari Guru Sedunia, dan dimanfaatkan sebagai momen untuk mendorong tenaga pendidik mengembangkan pendekatan kreatif dalam pembelajaran.

Webinar menghadirkan narasumber inspiratif seperti Guru BK SMP Darul Hikam Bandung sekaligus konten kreator Fikri Faturrahman, S.Pd, dan Founder Rumah Guru BK Ana Susanti, M.Pd., CEP, CHt. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan tenaga pendidik mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi di Indonesia dan Timor Leste. Dalam acara tersebut, peserta diajak untuk memahami konsep “The Art of Pedagogy” dan bagaimana seni dapat menjadi sarana kreatif untuk membangun karakter siswa.

Mengintegrasikan Seni dalam Metode Pembelajaran

Pedagogy adalah ilmu atau seni mengajar yang mencakup berbagai pendekatan, metode, strategi, dan prinsip yang digunakan oleh pendidik untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani kuno “paidagogos,” yang berarti orang yang membimbing anak-anak.

Dalam konteks pendidikan modern, pedagogi mencakup bagaimana seorang pendidik merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Pendekatan pedagogis dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan siswa, subjek yang diajarkan, budaya, serta lingkungan belajar.

Founder KGSB, Ruth Andriani, menyampaikan bahwa pendekatan kreatif melalui seni pedagogi dapat membantu siswa berpikir kritis, percaya diri, dan termotivasi untuk belajar. “Webinar ini diharapkan menginspirasi Sahabat Guru Hebat untuk memanfaatkan imajinasi, gambar, drama, musik, dan cerita dalam proses pembelajaran,” ujar Ruth.

Sementara itu, Ana Susanti menjelaskan bahwa “The Art of Pedagogy” yang dikembangkan oleh Profesor Robyn Ewing dari The University of Sydney mendorong integrasi aspek bermain, eksplorasi, dan ekspresi dalam pembelajaran. Konsep layanan konseling ini  melibatkan aspek aspek bermain, imajinasi, desain, ekspresimen, eksplorasi, provokasi, metafor, ekspresi & representasi serta komunikasi. Sementara sarana yang digunakan bisa mengambil bentuk seni tari, musik, melukis, hingga puisi yang berguna untuk membantu siswa mengembangkan kreativitas, keberanian, dan kemampuan refleksi.

Indikator keberhasilan pendekatan ini meliputi kemampuan siswa dalam berimajinasi, berpikir kritis, disiplin, kegigihan, keberanian, kemampuan mengambil risiko serta merefleksikan diri.

“The Art of Pedagogy adalah alat yang efektif untuk membuat layanan BK menjadi lebih menarik dan disukai. Dalam penerapannya, baik dan buruk karya yang dibuat siswa tidak terlalu penting. Pengalaman emosional yang dialami siswa jauh lebih utama untuk membuatnya tumbuh dan mengetahui apa yang diinginkan,” terang Ana.

Strategi Praktis untuk Guru

Fikri Faturrahman, narasumber lainnya, mengajak guru untuk mengadopsi “Feel, Imagine, Do, Share” sebagai panduan dalam menciptakan layanan bimbingan konseling kreatif. Guru perlu memahami kebutuhan siswa melalui observasi, serta mengadopsi tren kekinian yang relevan dengan siswa untuk membangun keterhubungan.

Sebagai contoh, Fikri memperkenalkan gamifikasi interaktif “Misi Agen Penyelamat Keadilan,” sebuah alat kreatif untuk meningkatkan minat belajar siswa. “Gamifikasi ini dapat membantu siswa memahami nilai keadilan dan empati dengan cara yang menarik,” jelasnya.

Dalam sesi ini,  disoroti praktik terbaik terkait literasi layanan bimbingan konseling kreatif. Fikri Faturahman menjelaskan bahwa langkah awal yang perlu dilakukan para guru bimbingan konseling (BK) adalah membangun persepsi kreatif. Hal ini meliputi tiga aspek utama: pengetahuan tentang BK (knowledge BK), pendekatan Design Thinking, dan sifat adaptif atau fleksibel.

Pengetahuan tentang BK berfungsi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat. Sementara itu, Design Thinking menjadi kunci dalam merencanakan layanan berbasis ide kreatif untuk mengatasi berbagai permasalahan di lingkungan sekolah. Di sisi lain, sifat adaptif memungkinkan guru BK untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi sekolah yang dinamis.

Dalam implementasi layanan BK kreatif, Fikri menekankan pentingnya empat aspek yang harus diperhatikan guru BK, yaitu Feel, Do, Imagine, dan Share. Keempat aspek ini dapat diterapkan dalam tiga segmentasi layanan BK: untuk semua siswa, sebagian siswa, dan beberapa siswa tertentu.

“Sebelum memberikan layanan kreatif, seorang guru harus melakukan observasi terlebih dahulu untuk memahami kebutuhan siswa. Guru juga perlu mengikuti tren kekinian yang relevan dengan siswa, sehingga dapat membangun kedekatan dan kepercayaan yang kuat. Dengan demikian, tercipta keterlibatan (engagement) yang positif, misalnya melalui pendekatan gamifikasi,” jelas Fikri.

Dalam webinar ini, Fikri juga mempraktikkan gamifikasi interaktif berjudul “Misi Agen Penyelamat Keadilan” bersama para peserta. Gamifikasi ini menjadi salah satu contoh alat yang efektif digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa sekaligus menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan.

Peran KGSB dalam Pendidikan Kreatif

KGSB terus berkomitmen untuk mendukung pengembangan tenaga pendidik melalui berbagai pelatihan dan seminar. Komunitas ini didirikan pada tahun 2021 sebagai bagian dari program Satkaara Berbagi yang fokus pada pendidikan. Dengan anggota yang tersebar di 32 provinsi di Indonesia dan Timor Leste, KGSB menjadi wadah bagi guru untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.

“Kami berharap melalui pendekatan pedagogi kreatif, guru dapat membantu siswa menjadi pencipta masa depan yang lebih baik,” tutup Ruth. Webinar ini tidak hanya memberikan wawasan baru tetapi juga menjadi langkah nyata dalam menciptakan pembelajaran yang lebih inklusif dan kreatif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Recent Posts

Category

© 2023 Copyrights  kgsb.org